Tuesday, February 02, 2021

Focus Group Discussion Pertama Yang Bikin Stress (Sekolah Master di Inggris Part 6)

Hari itu merupakan hari perdana saya mengikuti kuliah atau course work mata kuliah Foundations of Environmental Management di School of Geography UNINOT. Pengapu mata kuliah disaat pertama kali masuk kuliah langsung memutuskan membagi mahasiwa ke dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 5-6 orang per kelompok dengan diberikan tugas melakukan Focus Group Discussion (Kelompok Diskusi Terfokus) untuk membahas topik yang telah disediakan sebelumnya. Saya sendiri kebagian masuk kelompok yang beranggotakan 6 orang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Semua anggota kelompok saya merupakan mahasiswa (i) orang Inggris lokal Nottingham yang tulen alias asli atau native, sedangkan saya merupakan satu-satunya mahasiswa non-asli dan juga bukan dari negara yang bahasa ibu (mother tongue)-nya Inggris.

Alkisah mulai lah FGD kelompok kami dimana masing-masing orang diminta untuk mengemukan ide, gagasan, pendapat atau notion nya dalam diskusi terkait topik yang sudah dibagi oleh dosen pengapu kepada kelompok kami. Mulai lah satu per satu teman-teman sekelompok saya ini mengutarakan pendapatnya dalam bahasa Inggris dengan dialek lokal yang kental dan cepat sekali cara penuturannya. Setiap salah satu bicara saya terus terang maksimum hanya bisa menangkap dan memahami kira-kira 75-80% dari yang disampaikan, jadilah saya seperti orang bengong sendiri dengan senyam-senyum melihat rekan-rekan sekeliling saya hahaha 😀😀😀. 

Photo Source: http://blog.id.jobplanet.com/tips-menaklukkan-focus-group-discussion-fgd/

 

Setelah yang satu selesai mengungkapan pendapatnya, yang lain mencoba menanggapi atau memberikan komentar atau perspektifnya terkait gagasan yang disampaikan. Sementara saya kembali hanya terdiam membisu dan tidak memberikan komentar apa-apa hahaha 😂😂😂. Saat giliran masing-masing kelima rekan tadi selesai kemudian salah satu anggota menanyakan pendapat saya terkait topik dan tanggapan terhadap gagasan-gagasan dari teman-teman lainnya karena sedari tadi cuma berdiam diri dan tidak banyak bicara (padahal karena tidak banyak paham hahaha 😁😁😁). Saya kemudian hanya bisa berbicara singkat saja dan berkomentar bahwa pendapat teman-teman lainnya bagus-bagus semuanya, all very good notions, jawab saya singkat hahaha 😂😂😂. Mereka pun terlihat bengong dengan pernyataan singkat tersebut 😄😄😄. Padahal pujian saya tersebut hanyalah kamuflase karena alasan yang sebenarnya adalah saya tidak dapat menangkap secara utuh makna atau esensi poin-poin yang mereka sampaikan kerena ya tadi itu saya hanya mampu nenangkap atau menyerap 75-80% bahasa Inggris mereka 😀😀😀.

 

Setiap kelompok diminta oleh dosen pengapu untuk melaporkan dan meresume hasil FGD dan dipresentasikan bersama-sama dengan kelompok lainnya. Kami ber-enam mencoba merumuskan hasil FGD kami yang tentu saja hanya mereka berlima saja yang aktif merumuskannya sedangkan saya lebih pasif dan terasa minder karena faktor hambatan bahasa tadi (padahal sudah 6 minggu ikut PEAP lho hahaha). Lagi pula ide atau gagasan yang saya sampaikan saat diskusi tidak ada yang masuk ke dalam rumusan hasil, kemungkinan terjeleknya ya karena mereka berlima juga rada kurang bisa menangkap atau memahami bahasa Inggris saya dengan logat Indonesian style yang kental saat menyampaikan ide atau pendapat saat FGD tadi hahaha 😆😆😆. Disesi presentasi kelompok salah satu anggota kami mempresentasikan hasil kerja FGD yang kami rumuskan, kemudian dosen pengapu mata kuliah memberikan kesempatan kelompok lain untuk menanggapinya sebelum diakhiri komentar oleh sang dosen. Saat presentasi bersama kelompok pun kepala saya mulai senut-senut karena kondisinya saat dilakukan presentasi FGD antar kelompok juga sama rata-rata yang presentasi adalah mahasiswa lokal dengan dialek Nottingham yang kental, sehingga daya serap otak saya terhadap bahasa Inggris tutur mereka manjadi tidak maksimal hahaha 😅😅😅.

 

Setelah perkuliahan perdana berakhir rasa pening di kepala sayapun meningkat keras dan ada rasa down di mental sepertinya saya sedang mengalami stress karena terus mengingat kejadian saat FGD tadi. Sambil jalan saya terus merenung apakah saya akan bisa mengikuti dan berhasil dalam ujian mata kuliah yang saya ambil? Pertanyaan tersebut terus terngiang-ngiang sampai akhir nya saya tiba dikamar di kediaman. Ditengah-tengah kegundahan tersebut untung saya masih memiliki setitik semangat dan tekad bahwa saya harus rajin dan harus cepat beradapatasi dengan kondisi yang keras ini, khususnya dalam hal memahami bahasa Inggris aksen lokal Nottingham. Saya bertekad untuk membangun persahabatan dengan mahasiswa(i) lokal dihari-hari berikutnya agar proses adaptasi nya berlangsung cepat. Hanya dangan cara itu fikir saya dalam hati untuk bisa berhasil mengatasi hambatan komunikasi sekaligus dampak homesick yang sudah juga mulai menghantui.

No comments:

Short Interview with a Tourist from Australia on Pulau Padar NTT

On 7th July 2022 I visited Pulau Padar (Padar Island), one of the Islands in the Komodo National Park in Nusa Tenggara Timur Province. Pulau...