Friday, February 05, 2021

Paper Perdana dengan Nilai Tertinggi (Sekolah Master di Inggris Part 7)

Paper atau makalah ilmiah merupakan salah satu komponen nilai terpenting dalam keberhasilan mengikuti mata kuliah atau course work di post graduate environmental management di School of Geography, UNINOT. Oleh karena itu setiap mahasiswa berusaha memperoleh paper ilmiah dengan nilai terbaik agar bisa memperoleh nilai kumulatif mata kuliah yang bagus di akhir semester. Setiap dosen pengampu matakuliah (ada mata kuliah yang diampu oleh lebih dari satu orang dosen) biasanya mempersyaratkan tugas penulisan makalah ilmiah sebagai bagian dari komponen penilaian kelulusan dari mata kuliah yang diampu. Sehingga nilai akhir suatu mata kuliah diperoleh dari penjumlahan kumulatif Nilai Makalah Ilmiah, Nilai Praktek Lapangan/Laboratoirum (kalau ada praktek), Nilai Ujian Tengah Semester (UTS) dan Nilai Ujian Akhir Semester (UAS). Setiap dosen pengampu mata kuliah umumnya saat itu menugaskan penulisan 1-2 makalah ilmiah untuk setiap mata kuliah yang diampu dengan durasi penyelesaian penulisan makalah antara 1-2 bulan diberikan kepada mahasiswa(i) yang kemudian di kirim (submit) ke dosen untuk dilakukan penilaian.  

 

Saya memutuskan strategi untuk berusaha mendapatkan nilai makalah ilmiah yang sebaik atau setinggi mungkin agar bisa mengatrol nilai UTS dan UAS yang biasanya dikerjakan dalam waktu sangat terbatas, membutuhkan kejelian dalam menjawab pertanyaan (questions) di lembar ujian dan diperlukan academic writing skill yang bagus. Peluang untuk mendapatkan nilai makalah yang bagus sangat memungkinkan karena waktu pembuatannya lumayan panjang berkisar 4-8 minggu per makalah, jadi ada waktu untuk menelusuri referensi atau rujukan yang relevan yang bersumber dari text books, scientific papers dan sumber-sumber rujukan lainnya untuk kebutuhan penulisan literature review dan kontekstual dari topik (subject) makalah ilmiah yang sedang disusun. Kemudian waktu penulisan yang lumayan longgar memungkinkan untuk merevisi berkali-kali draft paper yang sedang di susun berdasarkan runutan logis (logical sequences) yang meliputi judul, abstrak, introduksi, metode, hasil dan diskusi atau sering disingkat sebagai TAIMRAD (Title, Abstract, Introduction, Method, Result and Discussion) maupun dari sisi kedalaman dan keakuratan konten serta bahasa-nya.

 

Contoh Ilustratif Bentuk Karya Ilmiah (Academic Paper)

Singkat cerita salah satu professor pengampu mata kuliah memberikan tugas pembuatan makalah ilmiah kepada semua mahasiswa yang mengambil mata kuliahnya. Tugas ini merupakan tugas paper perdana yang diberikan oleh seorang dosen kepada seluruh kelas saat itu. Belum ada dosen pengampu mata kuliah lain yang memberikan tugas paper dikarenakan perkuliahan baru mulai kurang lebih satu bulan.  Setiap mahasiswa diberikan topik atau judul bebas yang dipilih sebagai topik makalah terkait isu pengelolaan lingkungan hidup baik global, nasional maupun lokal dan seingat saya kami diberikan waktu 4 minggu untuk menyampaikan (submit) makalah tersebut untuk dinilai oleh dosen yang bersangkutan. Saya saat itu memilih topik terkait pengelolaan hutan tropis khususnya terkait aspek deforestasi dan degradasi hutan tropis (Topik ini kemudian saya jadikan topik tesis master atau kalau di UNINOT disebut Dissertation untuk level master). Pilihan pada topik dikarenakan isu deforestasi dan degradasi hutan tropis sedang mulai trendi saat itu khususnya yang terjadi di Indonesia dan saya juga merasa sudah punya lumayan latar belakang pengetahuan dan wawasan (insight) dilapangan terkait isu tersebut sebelum saya memulai program Master di UNINOT.

 

Alkisah setelah sebulan pasca makalah tersebut diserahkan ke sang Professor pengampu mata kuliah, keluarlah hasil nilai paper tersebut. Ternyata nilai beserta makalah yang sudah diperiksa dimasukan ke dalam amplop tertutup atas nama masing-masing mahasiswa, kemudian di simpan ke dalam kotak laci (locker) dimana setiap mahasiswa(i) master saat itu dikasih locker tersendiri dengan nama masing-masing. Letak ruangan locker tersebut diruangan khusus dimana macam-macam surat, dokumen dan lain-lain yang diditujukan kepada seorang mahasiswa(i) umumnya diletak di locker tersebut. 

 

Sekitar pukul 09:00 pagi saat itu semua mahasiswa kelas kami sedang santai-santai dan bersendagurau atau asyik dengan kegiatannya masing-masind di teras depan ruang kelas karena sekitar jam 10:00 pagi akan ada perkuliahan. Tiba-tiba salah seorang mahasiswi semacam setengah berteriak kegirangan kearah kami semuanya yang lagi asyik dengan aktivitas ngobrol dan lain-lain sembari menunggu perkuliahan jam kuliah di mulai. “Our paper mark came out!!!..our paper mark came out!!!, I found my paper mark in a sealed envelope at my locker down there!! (Nilai makalah kita keluar!!!..nilai malakah kita keluar!!!, saya temukan nilai punya saya dałam amplop tertutup di loker kita dibawah!!)", timpalnya nampak sumringah. Jadilah kehebohan pagi itu karena semua mahasiswa rame-rame pergi ke ruang locker untuk mengambil dan melihat nilai makalah masing-masing yang tersimpan dalam amplop tertutup. 

Kehebohan terus berlanjut karena setelah itu para mahasiswa(i) saling menanyakan atau memperlihatkan nilai makalah yang didapat masing-masing. “How much did you get? (Berapa nilai yang kamu dapat?)”, tanya yang satu kepada yang lain, yang kemudian di jawab oleh yang ditanya “I got Sixty !! (Saya dapat nilai enam puluh)", kata yang ditanya sambil mengangkat lembaran paper beserta nilai yang diperoleh tinggi-tinggi. “How much did you get? (Berapa Nilai yang kamu dapat?)", tanya yang lain ke teman nya yang lain. “I got fifty five!! (Saya dapat nilai 55!!)", kata yang satunya lagi menjawab silih berganti…pertanyaan dan jawaban terus menggema dari terdengar menyebutkan nilai 50, 55, 60 dan 65. Dari semua yang sudah menyebut nilai paper nya ternyata nilai paper yang tertinggi yang terdengar oleh saya adalah 65. 

Untuk sejenak saya merasa gugup dan tidak punya keberanian untuk membuka amplop nilai yang saya miliki, karena takut jangan-jangan nilainya sangat jelek, bayangkan saja para “mahasiswa(i) lokal saja hanya mendapatkan nilai antara 55-65 saja, apalagi saya yang mahasiwa berasal dari negara lain”, gumam saya dalam hati. Namun karena kehebohan sudah mulai mereda saya dengan dada berdebar mulai memberanikan diri untuk membuka amplop nilai saya dengan pelan-pelan…”saya tarik lembaran paper saya dan terlihat jelas tertera angka 72 dalam lingkaran merah yang menandakan bahwa paper saya mendapat nilai 72. Angka 72 ini pun sebetulnya hasil revisi sebanyak dua kali yang dilakukan oleh sang dosen karena tulisan angka nilai pertama tertera 82, kemudian dicoret atau disilang; kemudian dikasih angka nilai 78 yang juga kemudian disilang merah kembali oleh sang dosen sebelum memberikan angka nilai 72 yang diberikan lingkaran merah sebagai nilai angka akhir (final). Hati saya bergetar dan biji mata saya hampir berlinang melihat angka 72 tersebut yang berarti nilai paper saya merupakan nilai tertinggi dari seluruh kelas yang sudah saya dengar tadi. Saya perlahan-lahan memasukan kembali paper tersebut ke dalam amplop dan bersikap seperti biasa-biasa saja dan tidak merasa jumawa serta tidak juga memberitahukan ke teman-teman lainnya.

 

Karena saya cuma diam dan bersikap biasa-biasa saja, salah satu rekan mahasiswa lokal kemudian menghampiri dan mendekati saya sambil bertanya: ”How much did you get Alue” (Berapa nilai punya mu Alue?)”, tanya nya. “Mine is good enough (Nilai saya lumayan baik)", jawab saya singkat. “No please tell me the precise mark!! (Tidak kasih tahu saya nilai persisnya)", desaknya. Saya kemudian menjawab singkat: “I only got 72 and here is the mark (Saya cuma dapat nilai 72 dan ini nilainya)", jawab saya sambil membuka amplop dan menunjukan ke dia nilai paper saya.  Kehebohan kembali terjadi karena teman ini setengah berteriak ke rekan-rekan lain ..”Alue got 72, Alue got 72 mark in his paper (Alue dapat nilai 72, Alue dapat nilai 72)", katanya ke rekan-rekan lainnya dengan nada sedikit meninggi. Mendengar hal tersebut sebagian besar rekan-rekan lainya nampak terdiam, seakan-akan tidak percaya dengar teriakan yang baru saja didengar masing-masing. “Let’s me see (Coba saya lihat)", pinta salah satu rekan lain sambil melihat angka nilai di paper saya, “I reckon you got the highest mark in our class (Saya kira nilaimu merupakan yang tertinggi di kelas kita)”, lanjutnya. “I think so (Saya kira juga begitu)', timpal yang lainnya. 

 

Kenyataan bahwa nilai paper saya merupakan yang tertinggi untuk seluruh kelas saat itu. Hikmah nilai tertinggi ternyata berpengaruh positip terhadap relasi saya dengan rekan-rekan mahasiswa lokal khususnya. Sebelumnya para mahaiswa(i) tempatan agak bersikap eksklusif, individualistik dan tampak “SOMSE” serta agak kurang mau bergaul dan berkumpul dengan para mahasiswa(i) asing. Memperoleh nilai paper perdana tertinggi ternyata mampu dan perlahan-lahan merubah sikap dan pandangan mahasiswa tempatan terhadap saya dan hari-hari berikutnya komunikasi dan relasi antar kami juga semakin baik, akrab dan penuh persahabatan.

No comments:

Short Interview with a Tourist from Australia on Pulau Padar NTT

On 7th July 2022 I visited Pulau Padar (Padar Island), one of the Islands in the Komodo National Park in Nusa Tenggara Timur Province. Pulau...