Saturday, January 23, 2021

Kursus Bahasa Inggris Lanjutan di CELE (Sekolah Master di Inggris part 4)

Awalnya saya berfikir bahwa bahasa Inggris saya itu sudah hebat setelah menyelesaikan Pre-Departure English Language Course yang saya tempuh kurang lebih 1,5 bulan di the British Council Jakarta dan merasa siap untuk langsung ikut kegiatan kuliah (course work) bidang Environmental Management di School of Geography, the University of Nottingham (UNINOT). Maklum lah setelah selesai kursus saya merasa sudah sangat fasih dan lancar berbahasa Inggris dibandingkan dengan teman-teman sepergaulan yang standar bahasa Inggris nya juga pas-pasan di kampung hahaha 😀😀😀.
Pembelajaran pertama disini adalah “Dalam melakukan pengukuran kemampuan diri (khususnya dalam berbahasa Inggris) kita harus memiliki benchmark yang jelas dalam penilaiannya sehingga hasil ukurannya tidak bias”.
Saya pun sadar-sesadarnya bahwa kemampuan bahasa Inggris akademis saya masih sangat kurang, hal ini saya ketahui pasca memperoleh skor hasil test IELTS di akhir masa kursus di British Council yang berkantor di Widjojo Centre Sudirman Jakarta tersebut, dimana nilai yang saya peroleh betul-betul pas-pasan untuk memenuhi skor minimum IELTS yang di persyaratkan untuk studi program master di UNINOT. Bagaimana mau mengikuti kursus bahasa Inggris dengan serius dan memperoleh nilai IELTS yang tinggi dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan dan pas-pasan saat itu. Saat di Jakarta saya hanya mampu menyewa kamar kos kecil nan sempit di wilayah Bendungan Hilir Tanah Abang. Kamar kos tanpa ventilasi udara dan tanpa alat pendingin bahkan kipas angin pun tidak ada di kamar, menjadi faktor utama kurangnya konsentrasi dan keseriusan belajar. Hampir tiap malam tidak bisa tidur nyenyak dan selalu bermandi keringat sepanjang malam, akibatnya saat ikut kursus siang hari di ruang kelas British Council yang dilengkapi alat penyejuk (AC) dan ruangan yang nyaman rasa kantuk berat selalu menghampiri sehingga konsentrasi sering buyar saat mendengarkan dan menyerap materi-materi kursus dibawakan para tutor asli (native speaker) tersebut.
Dalam hati saya saat itu, "ini mau ikut kursus atau mau cari tempat tidur hahaha 😀😀😀"
.
Photo Source:https://www.nottingham.ac.uk/currentstudents/news/2017/why-is-the-trent-building-blue.aspx 

Singkat cerita, setiba di UNINOT saya kemudian diwajibkan terlebih dahulu untuk mengikuti Presessional English for Academic Purposes (PEAP) yang diselenggarakan oleh lembaga Centre for English Language Education (CELE) yang di punyai oleh UNINOT. Lama program PEAP saat itu kurang lebih 6 minggu. Kegiatan di PEAP sendiri bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan bahasa Inggris akademik dan kemampuan analitik bagi para peserta kursus khususnya bagi mahasiswa(i) yang berasal dari negara-negara yang bahasa ibu (mother tongue)-nya bukan berbahasa Inggris. Teknik dan pola penulisan karya ilmiah (scientific paper writing), laporan proyek (project report), penulisan proposal penelitian (research proposal) dan ketrampilan untuk mengerjakan tugas dan diskusi bersama (collaborative work) dan lain-lainnya diajarkan selama PEAP ini. 

Mengikuti program PEAP memberikan tantangan baru bagi saya, pertama, penuturan bahasa Inggris yang benar-benar asli (native) dengan logat lokal spesifik (Nottingham style) yang rada beda dalam hal aksen dari kebanyakan bahasa Inggris yang sebelumnya saya pernah dengar. Ditambah lagi pengucapan (pronunciation) kata atau cara bicara yang sangat cepat dan halus (smooth) sekali. Kedua, peserta kursus yang sangat didominasi oleh satu negara (saat itu Thailand) dalam satu kelompok. Akibatnya di luar ruang kelas kembali lagi para mahasiswa(i) dari Thailand ini selalu menggunakan bahasa ibunya dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya, padahal berulang-ulang para Tutor kursus mengingatkan agar selalu menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi dengan sesama peserta selama program PEAP berlangsung baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Ketiga, hidup dalam suasana multicultural baru membutuhkan berbagai adaptasi baru dalam berkomunikasi, berinteraksi maupun dalam membangun relasi dengan teman-teman yang datang dari berbagai negara yang berlatar belakang suku bangsa, bahasa dan kultur yang berbeda-beda. 

Anyway, akhirnya setelah berlangsung 6 minggu kegiatan PEAP berhasil saya ikuti dan selesaikan dengan baik dan kepercayaan diri dalam menggunakan Bahasa Inggris tutur maupun tulisan di lingkungan universitas semakin membaik dan rasanya diriku siap untuk mengikuti kegiatan kuliah, diskusi, membuat tulisan ilmiah dan lain-lainnya. Namun dalam perjalanan berikut ada banyak kejutan-kejutan yang saya alami selama berlangsungnya masa perkuliahan yang akan diceritakan pada tulisan-tulisan berikutnya.

No comments:

Short Interview with a Tourist from Australia on Pulau Padar NTT

On 7th July 2022 I visited Pulau Padar (Padar Island), one of the Islands in the Komodo National Park in Nusa Tenggara Timur Province. Pulau...