Monday, June 18, 2018

SUNGAIKU (Puisi Sungai Bagian-2)

Sungaiku,
Dulu airmu jernih dan bening sehingga aku bisa minum air mu tanpa ragu dan tanpa pilu,

Sungaiku,
Dulu airmu jernih dan bening karenanya aku bisa melihat ikan-ikan berseliweran berenang ria di airmu yang tanpa noda,
Sungaiku,
Dulu sepanjang sepadanmu tumpuh berbagai jenis pohon dengan berbagai ukuran dengan dahan-dahan saling bergelantungan dan saling menyapa dan bernyanyi merdu di kala angin menerpa,
Sungaiku,
Dulu pohon-pohon disepanjang sepadanmu tempat berteduh, bercengkrama dan piring makan berbagai satwa dan avifauna. Begitu merdu dan syahdu suara mereka berelegi pagi sahut-sahutan riang gembira tanpa terusik ulah manusia,
Sungaiku,
Dulu disepanjang pinggiranmu tumbuh berbagai sumber pakan dan sayuran dimana tanpa ragu aku memetikmu kendati tanpa kau minta biaya,
Sungaiku,
Dulu engkau adalah tempat kontemplasi dan meditasi bagiku dikala hati penuh onak duri dan dengki karena dirimu lah sumber air suci.
NASIBMU KINI,
Sungaiku,
Airmu keruh, pekat dan hitam karena polusi dan tindakan keji dan tak peduli manusia. Jangankan berani meninum airmu, memandangmu pun seperti kejijikan bagiku,
Sungaiku,
Kini ikan-ikan pun bahkan enggan untuk berenang dan tinggal di dalam airmu yang keruh dan berbau,
Sungaiku,
Kini disepanjang pinggirmu dirusak, digali dan pohon-pohon indahmu di tebang dan dirusak tanpa peduli dan empati untuk memenuhi hasrat keserakahan dan ambisi manusia,
Sungaiku,
Kini satwa dan avifauna pun enggan bersarang, bercengkerama dan bergelantungan di pinggiranmu karena memang tidak ada tempat lagi bagi mereka untuk bersenda gurau dan bernyanyi riang. Kalau pun satwa dan avifauna berani mendekat maka siap-siap mereka menjadi mangsa manusia gelap mata, 
Sungaiku,
Kini dirimu tak lebih dari benda mati tanpa arti karena tanpa apresiasi dan peduli dari kami,
Sungaiku,
Kesedihan nasibmu kini bukan karena ulah dirimu, tetapi hasil tingkah polah dan pongah kami manusia berilmu tinggi dan beragama priyayi. 

Jakarta, Medio April 2018
Alue Dohong

No comments:

Short Interview with a Tourist from Australia on Pulau Padar NTT

On 7th July 2022 I visited Pulau Padar (Padar Island), one of the Islands in the Komodo National Park in Nusa Tenggara Timur Province. Pulau...